Tradisi Ngayau
by Forum Komunikasi Pemuda Dayak Kabupaten Bengkayang on Nov.22, 2009, under Aktivitas Dayak, Kegiatan Dayak, Tradisi Ngayau

Tidak semua prajurit perang berani dan mampu melakukan hal tersebut. Hanya beberapa orang saja yang memiliki keberanian lebih dan mau melakukan ngayau. Oleh sebab itu, mereka yang berani melakukan kayau banyak diperebutkan oleh para wanita suku Dayak Pedalaman karena dianggap mampu melindungi mereka dengan keberaniannya.
Beberapa upacara adat pun mereka lakukan untuk menenangkan roh si musuh, dengan memberikan sejumlah sesaji dalam upacara adat yang bernama Tiwah. Dimaksudkan, agar roh mereka yang di Kayau dapat tenang melangkah ke langit ke tujuh dan tidak gentayangan membalas dendam.
Kesepakatan Meninggalkan Tradisi Ngayau
Kesadaran untuk hidup dalam situasi yang damai dan tentram serta kesepakatan untuk berbagi daerah dan hidup bersama dalam kerukunan, menyebabkan diadakannya Rapat Damai Tumbang Anoi pada 1894.
Para petinggi suku Dayak Pedalaman menyepakati untuk tidak lagi saling membunuh, saling memenggal kepala, serta saling memperbudak. Selanjutnya, upacara adat yang memerlukan kepala manusia diganti dengan kepala kerbau atau binatang lainnya.
Sumber : http://benuadayak.blogspot.com
"Membentuk Pemuda Dayak yang Beriman, Intelektual, Bijaksana, Berbudaya, Kreatif, Inovatif, dan Berkarakter"
MISI :
"Menyelenggarakan dan berperan aktif dalam kegiatan keagamaan, pendidikan, sosial, dan budaya"

Saran Dan Komentar Anda Untuk Organisasi
Labels
- Aktivitas Dayak (1)
- Arti Nama Bengkayang (1)
- Asal Kata Dayak (1)
- Asal Suku Dayak (1)
- Awal Bengkayang (2)
- Dayak Bengkayang (1)
- Filosofi Bengkayang (1)
- Kegiatan Dayak (1)
- mubes ke-1 (1)
- Sejarah Bengkayang (2)
- sejarah dayak (2)
- Tradisi Ngayau (1)
0 komentar